7. Taman Nasional Bukit Tigapuluh


Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (juga disebut Bukit Tigapuluh) adalah taman nasional yang terletak di SumatraIndonesia. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh terletak pada lintas provinsi dan kabupaten, yaitu di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir di Provinsi Riau, dan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Provinsi Jambi.[1] Taman Nasional Bukit Tiga Puluh ditetapkan sebagai kawasan taman nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 539/KPTS-II/1995.[2]

Taman ini memiliki luas kira-kira 143.143 hektare dan secara ekologi, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan kawasan yang memiliki tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah, sehingga mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi dan hampir seluruh spesies flora dan fauna di Pulau Sumatra, terdapat di kawasan taman nasional ini. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan tempat terakhir bagi spesies terancam seperti orang utan sumatraharimau sumatragajah sumatrabadak sumatratapir asiaberuang madu dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba dan Orang Talang Mamak.


8. Klenteng Sun Te Kong


Kelenteng Sun Te Kong adalah klenteng yang terletak di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia. Klenteng ini dibangun pada tahun 1811 oleh imigran Tionghoa dan menjadi tempat berkumpul dan menjalankan aktivitas keagamaan bagi masyarakat Tionghoa di sanaKelenteng Sun Te Kong juga dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religi di Tanjungpinang. 

Kelenteng ini dibangun pada tahun 1811 oleh imigran dari Cina daratan, dan kini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Tanjungpinang. Kelenteng ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu banyak terdapat patung-patung dan akar pohon kayu ara atau beringin yang melilit bangunan.


9. Pulau Penyengat



Pulau Penyengat memiliki sejarah panjang sebagai pusat kekuasaan dan budaya Melayu. Pulau ini menjadi saksi sejarah jatuh bangunnya Imperium Melayu, khususnya di bagian selatan Semenanjung Melayu, serta menjadi tempat bertemunya berbagai pengaruh budaya. 

Pulau yang berada di Kota Tanjung Pinang memiliki luas 2 km persegi. Dengan jarak kurang lebih 2 km dari pusat Tanjung Pinang, pulau bisa dijangkau dengan kapal pompong dari dermaga Tanjungpinang dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Pulau Penyengat menyimpan sejarah yang manarik. Menurut cerita lokal, Penyengat berasal dari kisal seorang pelaut yang disengat lebah pada saat mengambil air di pulau ini sehingga disebutlah Pulau Penyengat.